18 Nov 2025
Memahami NZE 2060 dan NDC Indonesia serta Bagaimana VKTR Mendorong Transisi.
Dalam perlombaan global menghadapi perubahan iklim, Indonesia berada pada titik penentu. Sebagai negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar keenam di dunia, Indonesia telah menetapkan tujuan ambisius: mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Visi jangka panjang ini menempatkan Indonesia sejalan dengan upaya global menahan pemanasan di bawah 1,5°C, sekaligus menyeimbangkan realitas sebagai negara berkembang yang ditopang oleh industri padat energi dan pertumbuhan urban yang pesat.
Namun apa sebenarnya arti Net Zero Emission 2060 dan bagaimana kaitannya dengan Nationally Determined Contributions (NDCs) Indonesia?
Komitmen Iklim Indonesia: Jalan Menuju 2060
Dalam Enhanced NDC (2022), Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 31,9% secara unconditional dan hingga 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030 dibandingkan skenario business-as-usual. Komitmen ini menjadi fondasi bagi target NZE 2060, suatu transformasi menyeluruh di mana emisi dari sektor energi, transportasi, industri, dan penggunaan lahan harus turun secara drastis.
Namun, menurut Indonesia Transition Factbook 2025 dari BloombergNEF, untuk mencapai target tersebut Indonesia memerlukan langkah yang jauh lebih progresif. Agar selaras dengan jalur net-zero global, emisi terkait energi harus turun 21% pada 2030 dan 49% pada 2035. Ini berarti pergeseran struktural besar menuju energi bersih, elektrifikasi transportasi, dan efisiensi energi, sektor-sektor yang secara kolektif menyumbang hampir setengah dari total emisi Indonesia.
Transportasi: Garda Terdepan Dekarbonisasi
Transportasi tetap menjadi salah satu sumber emisi terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Sektor transportasi darat saja menyumbang 22% dari total emisi nasional pada tahun 2024, menjadikan elektrifikasi semakin krusial.
Elektrifikasi transportasi merupakan langkah penting untuk memenuhi komitmen Net Zero 2060 dan mencapai target NDC Indonesia. Peta jalan pemerintah menempatkan sektor transportasi, terutama transportasi publik, sebagai pusat upaya dekarbonisasi nasional. Bus publik yang beroperasi setiap hari di pusat-pusat perkotaan menjadi salah satu peluang dengan dampak tertinggi untuk menekan emisi secara cepat dan masif.
Peta jalan Net Zero Indonesia mencakup:
- 90% transportasi publik terelektrifikasi pada 2030
- Elektrifikasi penuh transportasi perkotaan pada 2040
- Elektrifikasi total transportasi publik pada 2045
Namun, tingkat adopsi masih rendah. Dari hampir 170 juta kendaraan terdaftar, kurang dari 300.000 yang merupakan kendaraan listrik, tingkat penetrasi yang masih di bawah 0,2%. Menutup kesenjangan ini menjadi salah satu tantangan sekaligus peluang terbesar bagi keberlanjutan nasional.
Di garis depan transformasi ini berdiri PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), perusahaan kendaraan listrik komersial yang dibangun untuk mempercepat pergeseran Indonesia menuju mobilitas bersih. Dengan operasi yang mencakup perakitan lokal, manufaktur bodi, distribusi, hingga layanan purna jual, VKTR menyediakan ekosistem terintegrasi yang dibutuhkan untuk memperluas adopsi EV di Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, VKTR telah memasok 105 unit bus listrik untuk Transjakarta, mendukung program elektrifikasi transportasi publik Jakarta, serta truk compactor listrik untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) guna menghadirkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di ibu kota masa depan Indonesia. Saat ini, VKTR juga tengah menyiapkan penyediaan truk compactor listrik untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta), semakin mendorong elektrifikasi armada layanan publik vital di seluruh negeri.
Melampaui Transportasi Publik: Elektrifikasi Armada Kerja Indonesia
Seiring Indonesia melangkah menuju visi Net Zero 2060, tantangan utamanya kini terletak pada eksekusi. Upaya dekarbonisasi menuntut kolaborasi kuat lintas industri, kebijakan yang mendorong inovasi bersih, dan perusahaan-perusahaan yang bersedia memimpin pembangunan solusi yang skalabel dan berkelanjutan.
VKTR menargetkan untuk mengelektrifikasi lebih banyak kendaraan di seluruh Indonesia, tidak hanya transportasi publik tetapi juga heavy mobility di berbagai sektor. Dengan memperluas elektrifikasi ke sektor logistik, konstruksi, dan armada layanan publik, VKTR berupaya membangun ekosistem mobilitas bersih yang lebih luas untuk mendukung tujuan ekonomi dan lingkungan Indonesia.
Di sinilah peran VKTR menjadi semakin jelas. Dengan memanfaatkan keahlian lokal, mengembangkan teknologi dalam negeri, dan mendorong elektrifikasi dari hulu ke hilir, VKTR menunjukkan bahwa kemajuan berkelanjutan dapat dimulai dari Indonesia dan memberikan dampak hingga tingkat global. Setiap bus listrik, truk listrik, dan solusi mobilitas yang diproduksi secara lokal berkontribusi tidak hanya pada target emisi nasional tetapi juga pada upaya global untuk menghadapi perubahan iklim.
Untuk pertanyaan media, silakan hubungi:
Corporate Communications VKTR (media.relations@vktr.id)