Jakarta, 29 April 2025 - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk ("VKTR") merilis laporan keuangan konsolidasian untuk periode 1Q25. Laporan tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan pada pendapatan bersih sebesar 6% YoY dari Rp205 miliar pada 1Q24 menjadi Rp218 miliar pada 1Q25 meskipun penjualan otomotif nasional masih belum membaik. Sementara itu, laba bersih turun sebesar 84% YoY dari Rp21 miliar pada 1Q24 menjadi Rp3,3 miliar pada 1Q25 disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan dan kurs USD. Total aset tumbuh 3% YoY menjadi Rp1.663 miliar per 31 Maret 2025, dari Rp1.609 miliar per 31 Desember 2024, seiring selesainya pembangunan pabrik Magelang yang kedepannya diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik. Sejalan dengan ekspansi ini, total liabilitas naik 11% YoY menjadi Rp502 miliar dari Rp453 miliar, disebabkan oleh kenaikan utang untuk mendukung modal kerja perusahaan.

Menurut data Gaikindo, ditengah kondisi pasar otomotif nasional yang terkoreksi 5% YoY, VKTR berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dari segmen manufaktur suku cadang sebesar 10% YoY di 1Q25. Namun, yang menjadi tantangan adalah, kenaikan penjualan ini masih didorong oleh pergeseran permintaan ke produk dengan margin yang lebih rendah, sehingga Harga Pokok Penjualan (HPP) mengalami kenaikan lebih tinggi. Dari sisi penjualan kendaraan listrik, VKTR terus memperluas portofolio klien dan produk melalui strategi diversifikasi, yang ditunjukkan dengan keberhasilan penjualan forklift listrik ke sektor swasta. Selain itu, VKTR juga dalam proses finalisasi Purchase Order (PO) 80 unit bus listrik dengan Perum DAMRI terkait penambahan untuk operasional Transjakarta. Hal ini merupakan kelanjutan dari pemesanan sebelumnya, yaitu 72 unit bus listrik yang telah beroperasi, dimana 20 unit dioperasikan oleh Sinarjaya dan 52 unitnya dioperasikan oleh Mayasari Bakti. Upaya ini menunjukkan komitmen VKTR bersama mitra strategis untuk memperluas kontribusi dalam elektrifikasi transportasi publik serta mendorong percepatan adopsi kendaraan rendah emisi di Indonesia.

Sebagai bagian dari strategi industrialisasi berkelanjutan, VKTR telah menyelesaikan pembangunan fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD) pertama di Indonesia, yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, pada awal 2025. Bus listrik 12 meter yang dirakit di fasilitas ini telah memperoleh sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40%. Fasilitas ini dirancang untuk memperluas produksi berbasis CKD, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik regional. Dengan selesainya fasilitas ini, VKTR berada dalam posisi yang lebih kuat untuk menangkap peluang pertumbuhan permintaan kendaraan listrik ke depan, sejalan dengan percepatan elektrifikasi transportasi dan target Net Zero Emission 2060.

Sejak awal kuartal pertama tahun 2025, VKTR mencatat pencapaian berupa dimulainya operasi 20 unit bus listrik CKD VKTR yang dilakukan oleh operator Sinarjaya untuk Transjakarta, dimana kolaborasi karoseri bus listrik dilakukan oleh Laksana. Dengan terserapnya bus listrik rakitan lokal, hal ini menandai tonggak sejarah Indonesia menjadi pemain dalam sektor kendaraan listrik komersial. Tidak hanya itu, di bulan Maret, operator Transjakarta, Mayasari Bakti, berhasil menguji rute terbaru dan terjauh, yaitu rute Terminal Depok Baru - BKN. Dalam pengujian tersebut, bus listrik VKTR melampaui ekspektasi jarak harian dengan menempuh jarak 322 km dalam sehari, dengan baterai yang masih tersisa 21%, ini menunjukkan efisiensi dan keandalan yang luar biasa.

Lebih jauh lagi, bus listrik VKTR telah memberikan dampak signifikan dalam pengurangan emisi karbon. Berdasarkan kalkulasi perseroan, dari 84 unit bus yang telah beroperasi, dengan rata-rata jarak tempuh 210 km per hari selama 36 bulan, bus-bus ini telah berhasil menghemat sekitar 9.200 ton CO2, yang setara dengan penanaman sekitar 420.000 pohon. Selain itu, penggunaan bus listrik VKTR telah menghemat sekitar 3,4 juta liter bahan bakar fosil, mendukung upaya global dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.

Perseroan akan terus berfokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025, dengan prioritas utama pada peningkatan penjualan dan pemasaran untuk memperluas pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia. VKTR juga akan mengoptimalkan manajemen keuangan untuk mendukung pengoperasian fasilitas perakitan CKD yang lebih besar dan meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan yang terus berkembang, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa penguatan kehadiran Perseroan di sektor KLBB Indonesia bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan solusi berkelanjutan. Dengan tetap agile dan responsif terhadap perubahan, kami siap tumbuh bersama pasar yang terus berkembang, seiring dengan arah diversifikasi produk dimasa depan.” Ujar Gilarsi W. Setijono, Direktur Utama VKTR.

Tentang PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR – dibaca “Vektor”) adalah pelopor elektrifikasi segmen kendaraan komersial di Indonesia. VKTR resmi mencatatkan saham (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 19 Juni 2023, menjadi emiten kendaraan listrik komersial pertama di Indonesia. VKTR berkomitmen mempercepat mobilitas berkelanjutan melalui inovasi manufaktur dan kemitraan strategis dengan produsen kendaraan listrik global terbaik.

Untuk pertanyaan media, silakan hubungi: 
Corporate Communications VKTR 
media.relations@vktr.id